Setiap penyelenggara sekolah mendambakan agar siswa yang dibinanya menjadi siswa yang pandai atau cerdas. Makna pandai terus berubah sejalan dengan perubahan tantangan hidup. Dulu, dapat membaca, menulis dan berhitung telah cukup untuk menjadi fondasi kepandaian. Sejalan dengan kemajuan ilmu pengetahuan, pandai berarti menguasai ilmu pengetahuan yang luas.
Kini keterampilan itu menjadi tidak cukup, orang pandai itu harus berahlak, hidupnya beretika, memiliki semangat kerja, dan terampil. Itu pun belum cukup, orang pandai itu harus terampil bekerja sama, cerdas dalam menggunakan pikiran, inspiratif, dan cekatan dalam mengintegrasikan otaknya dengan imajinasinya.
Keterampilan seperti apa yang sesungguhnya siswa perlukan agar menjadi orang pandai dalam kehidupan abad 21? Pertanyaan telah menggerakan banyak ahli dari berbagai bidang kehidupan untuk berkumpul mempelajari tentang apa yang sesungguhanya karakter orang yang dunia kerja perlukan di masa kini dan pada masa depan. Hasil dari analisis yang telah dilakukan sejak tahun 2005 muncullah empat keterampilan utama, yaitu keterampilan menguasai kompetensi akademik.
Para pakar dari berbagai disiplin ilmu dan yang bekerja dalam berbagai bidang kehidupan bersepakat bahwa penguasan materi akademik merupakan fondasi harus diperkokoh dengan melek dan terampil teknologi, terampil mengelola informasi, terampil belajar, terampil berinovasi, terampil hidup, terampil berkarir, dan terampil meningkatkan kesadaran global.
Siswa wajib memiliki kecakapan berkomunikasi dengan bahasa ibunya, bahasa nasional, dan berbahasa asing. Kesadaran globalnya dikembangkan dengan kemampuannya dalam berkomunikasi sehingga permukaan bumi ini menjadi tempatnya hidup mengembangkan potensi dirinya, mengembangkan karsa dan karyanya untuk menunjang daya ekonomi kreatifnya.
Bagi bangsa Indonesia seluruh keterampilan itu belumlah cukup. Masih ada keterampilan esensial yang mendasari semua keterampilan yang wajib siswa kuasai yaitu terampil menjalankan kepatuhannya kepada Allah. Keterampilan utama dan terutama adalah memilih mana yang boleh dilakukan dan tidak boleh dilakukan. Mengendalikan diri dalam memilih kekuatan pikirannya sebagai sandaran dari tindakannya, dan menyerahkan sebagian pengaturan hidupnya kepada Yang Maha Kuasa.
Para pakar yang mencoba merumuskan keterampilan yang siswa butuhkan pada abad 21, mereka bersepakat menetapkan berbagai prestasi akademik berikut:
- Memiliki karakter sebagai pemikir. Terampil berpikir inovatif yang ditandai dengan kecepatan beradaptasi, mampu memecahkan masalah yang kompleks, dan dapat mengarahkan diri sendiri. Cerdas, kreatif, dan berani ambil resiko. Memiliki kecakapan berpikir tinggi dan cepat memahami situasi. Karakter yang relevan dengan kerja otak ini meliputi prilaku berpikir yang selalu ingin tahu, berpikir terbuka, dan bersikap reflektif.
- Memiliki etos kerja yang tinggi sehingga produktif. Memiliki kemampuan untuk menentukan prioritas, mengembangkan perencanaan, dan memetakan hasil dicapai. Terampil menggunakan perangkat kerja yang terus berubah sehingga selalu meningkatkan keterampilan sejalan dengan perkembangan teknologi. Di samping itu, terampil mengembangkan kecakapan yang relevan dengan kebutuhan hidup, dan selalu menghasilkan mutu produk yang tinggi. Yang bertautan dengan ini adalah perilaku hidup yang bersih dan sehat, disiplin, sportif, tidak kenal menyerah, tangguh, handal, berketetapan hati, kerja keras, dan kompetitif.
- Memiliki keterampilan berkomunikasi yang ditandai dengan kemampuan bekerja dalam tim yang bervariasi, berkolaborasi, dan cakap mengembangkan hubungan interpersonal sehingga selalu dapat menempatkan diri dalam interaksi yang harmonis. Memiliki kecakapan komunikasi personal, sosial, dan terampil mengejawantahkan tanggung jawab. Yang tidak kalah penting siswa terampil dalam komunikasi interaktif dengan cerdas dan rendah hati. Karakter yang relevan dengan keterampilan ini adalah menghargai, toleran, peduli, suka menolong, gotong royong, nasionalis, kosmopolit, mengutamakan kepentingan umum dan bangga terhadap produk bangsa sendiri.
- Melek teknologi dan informasi sebagai pondasi pengembangan penguasaan ilmu pengetahuan, kecakapan mengelola uang, memiliki jiwa kewirausahaan sebagai landasan kecakapan bidang ekonomi dan melek teknologi. Kecakapan untuk memvisualisasikan informasi merupakan keterampilan yang semakin penting. Dan, yang tidak boleh diabaikan dengan dukungan teknologi siswa mengembangkan keterampilan multikultural, bekerja sama dan berkomunikasi dalam ruang lintas bangsa, serta terampil mengembangkan kesadaran global.
Bangsa Indonesia memandang bahwa kecakapan intelektual, digital, sosial, dan akademik belum cukup. Anak Indonesia wajib memiliki kecakapan hidup yang yang lebih bernilai yang ditandai dengan keterampilan beriman dan bertakwa, terampil hidup jujur, terampil menjalankan amanah, terampil berbuat adil, terampil menjalankan tanggung jawab, terampil berempati, dan patuh menjalankan hidup beragama sebagai releksi menjalankan perintah Tuhan.
Seluruh pencapaian itu dinyatakan dalam bentuk keterampilan. Hal itu menandakan bahwa puncaknya keberhasil pendidikan bukan pada penguasaan ilmu pengetahuan, melainkan dalam karya nyata siswa yang mereka tunjukkan dalam prilaku sebagai hasil belajar. Produk hasil belajar dapat mereka tunjukkan dalam bentuk perbuatan, perkataan, tulisan, karya seni, karya imajinatif, produk intuitif, seperti rancang bangun, merepleksikan pikiran dalam bentuk disain, diagram, pola, uraian, deskripsi, dan ….sekolah menampilkan produk belajar siswa sebagai bagian dari keberhasilnya.
Yang perlu dikembangkan untuk mengasah keterampilan itu adalah melatih dan merefleksikan keterampilan itu dalam perbuatan sehari-hari di luas kelas, di dalam kelas, di rumah, dan dalam kehidupan bermasyarakat. Membangun suasana lingkungan dan konsisten berlatih untuk mengarahkan diri secara berkelanjutan adalah bagian dari kunci keberhasilannya. Tidak cepat bosan, karena karekter tidak dapat dibangun secara instan.
0 comments:
Posting Komentar