Abad 21, dewasa ini ditandai dengan peran besar pengaruh teknologi informasi dan komunikasi dalam berbagai aspek hidup manusia. Itulah sebabnya, abad 21 ini dikenal pula sebagai era informasi dan atau era global. Keberadaan teknologi tersebut telah mengubah cara kita bertransaksi, membaca, bersenang-senang, berkomunikasi/berbicara, dan termasuk cara kita belajar.
Keberadaan teknologi tersebut juga memungkinkan semua orang, yang memiliki akses terhadap teknologi ini tentunya, dapat memperoleh informasi apa saja, dari mana saja, dimana saja, kapan saja. Ini artinya, semua orang dapat belajar apa saja, kapan saja, dimana saja, dengan siapa saja, dengan cara apa saja. Sehingga, kalo menurut mbah Badrul Khan, pembelajaran akan lebih bersifat terbuka, fleksibel dan terdistribusi (distributed). Inilah yang menjadi karakteristik e-learning sesungguhnya.
Oleh karena itu, manusia-manusia abad 21 akan dan atau harus memiliki keterampilan-keterampilan khusus tertentu. Dabbagh (2007) memberikan karakteristik sebagai berikut:
- Keterampilan Belajar Sosial; keterampilan ini meliputi kemampuan mengambil keputusan, berkomunikasi, membangun kepercayaan, dan manajemen konflik yang kesemuanya itu merupakan komponen penting atau unsur utama dari kolaborasi yang efektif. Hal ini diperlukan untuk membangun leadership pada diri kita dan menjadi bagian dari suatu tim, dimanapun berada baik sebagai karyawan, maupun sebagai anggota sosial masyarakat baik skala mikro (kleuarga) sampai skala internasional.
- Keterampilan Dialogis (Discursive Skills); keterampilan ini meliputi kemampuan mendiskusikan suatu isu secara kritis, berbagi ide dan argumentasi secara rasional dan logis, bernegosiasi dan menunjukkan keterbukaan (berpikiran positif) terhadap berbagai perspektif yang berbeda serta mampu menjadi pendengar efektif.
- Keterampilan evaluasi diri dan kelompok (introspeksi); artinya kemampuan diri untuk akuntabel terhadap segala sesuatu yang dibebankan di pundaknya dan timnya, aktif dan komitmen terhadap aktifitas kelompoknya, bekerja dengan penuh tanggung jawab, saling membantu dan saling mengisi. Dalam hal ini, setiap individu harus memiliki kemampuan berpikir sistemik, sehingga setiap permasalahan dilihat dari berbagai perspektif dan tidak mengkambing hitamkan orang lain.
- Keterampilan refleksi; ini adalah kemampuan untuk mengambil hikmah/pelajaran dari berbagai hal. Lebih jauh lagi adalah kemampuan untuk melakukan perubahan (membebaskan diri dari status quo), menerima input, masukan dan kritik dari pihak luar, serta memperbaiki diri maupun kelompok secara terus menerus.
Membangun siswa agar memiliki keterampilan abad 21 tersebut merupakan suatu tantangan tersendiri bagi kita sebagai pendidik. Paradigma pembelajaran lama sudah tidak bisa lagi dipertahankan. Paradigma pendidikan modern yang lebih bersifat student-centered dan constructive learning sebaiknya segera dilakukan mulai saat ini, mulai dari hal yang kecil/sederhana, mulai dari diri kita sendiri. Ini adalah ajakan untuk saya dan semua pendidik, khususnya sesama guru. Datang, duduk, mendengar dan mencatat serta diakhiri dengan ujian yang hanya mengukur kemampuan menghafal, adalah pembunuhan karakter generasi mendatang.
0 comments:
Posting Komentar